Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah)
>> Jumat, September 05, 2008
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707-1710. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Arsitektural
Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya Barok klasik dengan tiga lantai dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.
Museum ini memiliki luas lebih dari 13.000 meter persegi.Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.

Koleksi Museum
Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Cina, dan Indonesia. Juga ada keramik, gerabah, dan batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin. Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes(menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis.
Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda. Bagunan megah yang terletak di Jalan Fatahillah No. 1 ini sejak 1973 telah dipugar dan dijadikan museum Jakarta. Sebelumnya, pada dari tahun 1963 – 1972 gedung ini digunakan sebagai markas TNI dan Kodim 0503.Gedung ini pernah digunakan sebagai gedung balai kota Batavia (standhuis) pada tahun 1710. Gedung balai kota bergaya abad 18 ini dibangun dengan arsitektur yang serupa dengan dengan Istana Dam di Amsterdam. Maklum saja, saat itu Batavia masih dikuasai Belanda.
Seperti bangunan Eropa lainnya, bangunan balaikota terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di Timur dan Barat dengan bangunan sandingan yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan dan lain-lain. Bangunan ini memiliki ruangan bawah tanah yang dipakai sebagai penjara, menghukum orang-orang yang melanggar atau melakukan tindakan pidana, hutang piutang dan lain-lain. Selain itu, standhuis juga dipakai untuk penyiksaan dan pelaksanaan hukuman termasuk hukuman gantung.
Sebelum diberi nama Museum Jakarta seperti sekarang, museum ini pernah dinamai Museum Oud Batavia atau Museum Batavia Lama yang terletak di Jl Pintu Besar Utara No.27, yang saat ini digunakan sebagai Museum Wayang. Di dalam bangunan ini kini tersimpan beberapa peninggalan sejarah perjalanan kota Jakarta (Batavia) seperti kapak batu, cawan gerabah, prasasti Tugu, Meriam Si Jaguar, lukisan Jan Pieterszoon Coen asal Hoorn (Belanda), satu set batu timbangan mata uang Real, seperangkat meja dan kursi yang digunakan oleh Dewan Pemerintahan Hindia Timur.
Bila Anda tertarik untuk lebih jauh mengenal kota Jakarta, Anda juga bisa berkunjung ke Perpustakaan Museum Sejarah Jakarta di lokasi yang sama. Perpustakaan ini memiliki sekitar 12.000 buku-buku bersejarah. Beberapa buku koleksi perpustakaan antara lain, sebuah Alkitab tahun 1702, buku-buku karangan Francois Valentijn dari tahun 1726, catatan harian dari Kastil tahun 1628 sampai 1629 saat perang Mataram di Jakarta, dan banyak lagi. Lelah mengitari Museum Jakarta, Anda bisa istirahat sejenak di halaman belakang Museum atau di Tamanan Fatahillah yang terletak tepat di depan museum. Bila ingin bersantai di café, Anda bisa memilih Café Museum di sayap kanan gedung (gedung museum) atau Café Batavia di seberang Taman Fatahillah.
Fasilitas
* Perpustakaan
Perpustakaan Museum Sejarah Jakarta mempunyai koleksi buku 1200 judul. Bagi para pengunjung dapat memanfaatkan perpustakaan tersebut pada jam dan hari kerja Museum. Buku-buku tersebut sebagian besar peninggalan masa kolonial, dalam berbagai bahasa diantaranya bahasa Belanda, Melayu, Inggris dan Arab. Yang tertua adalah Alkitab/Bible tahun 1702.
* Kafe Museum
Kafe Museum dengan suasana nyaman bernuansa Jakarta ‘’tempo doeloe’’, menawarkan makanan dan minuman yang akrab dengan selera anda.
* Souvenir Shop
Museum menyediakan cinderamata untuk kenang-kenangan para pengunjung yand dapat diperoleh di souvenir shop dengan harga terjangkau.
* Musholla
Anda tidak perlu khawatir kehilangan waktu sholat, karena kami menyediakan musholla dengan perlengkapannya.
* Ruang Pertemuan dan Pameran
Menyediakan ruangan yang representatif untuk kegiatan pertemuan, diskusi, seminar dan pameran dengan daya tampung lebih dari 150 orang.
* Taman Dalam
Taman yang asri dengan luas 1000 meter lebih, serta dapat dimanfaatkan untuk resepsi pernikahan.
Waktu Buka
Selasa sampai Minggu jam 09.00 - 15.00 WIB
Hari Senin dan Hari Besar Tutup
Harga Tanda Masuk
Dewasa Rp. 2000
Mahasiswa Rp. 1000
Pelajar/Anak Rp. 600
Rombongan Dewasa Rp. 1500
Rombongan Mahasiswa Rp. 750
Rombongan Pelajar/Anak Rp. 500
Rombongan minimal 20 orang.
Alamat Museum Sejarah Jakarta
Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat